Blog

Blogger news

Small text message

Share

Labels

Archives

Blogger templates

WELCOME-WELCOME-WELCOME
Diberdayakan oleh Blogger.

Label

Translate

Popular Posts

Popular Posts

Popular Posts

Popular Posts

Siang Seru Flash Blogging Bersama Kementerian kominfo dan Blogger Semarang

Kamis, 08 November 2018 - - 0 Comments

"kita harus bisa menjaga situasi, situasi di dunia maya akan mempengaruhi, keadaan di dunia nyata. Jangan Baper" ucap ibu Niken Widiastuti diikuti gelak tawa hadirin disana dalam sambutanya sekaligus membuka acara siang ini, Jumat (9/11/2018) di PO Hotel Semarang. Beliau juga memberikan pesan dan mengajak kaum milenial untuk membagikan hal positif untuk melawan hoax dan lebih bisa memanfaakan dunia digital untuk hal produktif yang bersifat positif mulai sekarang.

Acara yang diikuti oleh banyak blogger dari berbagai daerah di sekitaran Semarang ini dibuka dengan materi yang diisi oleh Handoko Darta yang membahas mengenai 4 Tahun Indonesia Kreatif. Para blogger diajak menyanyi lagu daerah Indonesia sebagai permulaan Handoko Darta dalam menyampaikan materinya. 

Handoko Darta menyampaikan bahwa pemerintah membuat Go start up Indonesia sebagai wadah bertemunya para startup dan investor, pemerintah juga menyalurkan Bantuan Insentif Pemerintah (BIP) 2018 lho untuk pelaku Ekraf dan startup. Hal ini sangat penting sebagai kunci dorongan para kaum milenial untuk selalu bisa mengembangkan bakatnya di dalam Industri kreatif ini.

Atmosfer siang ini sangat berasa sekali serunya, menulis cepat dengan banyak blogger berpengalaman merupakan sensasi epik tersendiri yang bisa saya rasakan. Hampir semua peserta tertuju pada layar leptopnya dan layar telepon gengamnya. Ya, mereka menulis untuk memeriahkan acara flash blogging ini.

Sebagai penutup, Handoko Darta menunjukan video tentang muda mudi yang semangat membangun prestasi demi Indonesai tercinta. Acara yang dikemas secara menarik dan santai ini sangat bagus sabagai upaya pemerintah dalam merangkul para milenial untuk terus menebarkan hal baik untuk Indonesia.

Buat saya ini acara yang sangat bagus dan mengesankan, sebagai laporan kinerja pemerintah dan hal positif lainnya. harapan saya untuk kedepannya bisa terus diadakan dan akan menjadi langkah awal menuju Indonesia lebih baik lagi, Indonesia tanpa hoax.

Helmnya baru, tapi..

Rabu, 31 Juli 2013 - - 0 Comments


Hari ini rumah gue kedatangan dua orang tamu, yang satu orang asing dimata gue dan yang satunya orang ASIN di mata gue, saking seringnnya ke rumah gue ampe jenuh ibarat makan garam. Oke, untuk mempermudah gue pake sebutan aja  kali ya. Bapak nomor 1 buat yang brasa ASIN dan Bapak nomor 2 buat si orang asing.
Jadi critanya mereka ke rumah gue itu berniat mau beli motor yang bersandar di rumah gue. Rencanannya yang mau beli itu si bapak nomor 2. Awalnya mereka berenti di depan rumah gue seraya memandang ke kiri dan kekanan, gue aja bingung padahal kan kaga ada pohon cemaraaa..a...a...!  Abis itu mereka turun dan perlahan masuk rumah gue. Tanpa basa basi langsung aja duduk di kursi teras gue. Dan yang jadi perhatian gue adalah si bapak nomor 1 itu duduk bak tukang ojek yang nungguin bayaran penumpangnya. Lu bayangin aja.. masa masuk ke rumah gue masih pake helm, udah gitu warnanya biru muda Bray! Kinclong pula!! Untungnya si bapak nomor 2 kaga ikut-ikutan, dia udah ngelepas helmnya diluar. Yang gue heran adalah, selama tu orang ASIN main ke rumah gue, gapernah tuh make helm sampe masuk ke dalem rumah. Kalo diliat liat si kayaknya tu helm mirip helm baru. Kenapa gue bilang mirip? Emang sih tu helm masih kinclong, tapi udah ada beberapa stiker yang nempelin body-nya tuh makannya gue bilang mirip helm baru (just mirip). Tapi gue bingung deh, maksudnya apaan tuh si bapak nomor 1 bertingkah macem begituan. Emangnya gue itu mau nimpukin dia apa. Waktu gue disuruh ngambilin STNK, kakak gue langsung bisik-bisik di telinga gue dan ibu gue “itu helm baru ya pantesan dipake mulu”. Abis itu ibu gue langsung ngelemparin piso ke hatinya bapak nomor 1. “itu katanya helm baru yah jadi ga dilepas-lepas” (ceritanya nyindir). Sontak si bapak nomor 1 itu langsung ngeles gitu.. “ah engga kok , aduh sampe lupa gak dilepas” . dan gue perhatiin si bapak nomor 2 cuman cengar-cengir aja ga jelas.
Menurut lo si orang ASIN alias bapak nomor 1 itu jujur gak?  Taudeh mau jujur ato boong, whatever.. dan yang masih bikin gue kepikiran adalah kenapa tu orang pakenya helm warna biru muda, sebenernya hampir mirip kaya blue ocean gitu warnanya. Gak pas banget ama muka & umurnya dia bray! -_______-

Cerpen

Rabu, 24 Juli 2013 - - 0 Comments

Sebelumnya gue mau jelasin, gue nulis judul cerpen bukan berarti postingan gue isinya cerpen. Gue cuma mau nulis kisah kisruh hidup gue sama cerpen. Dulu waktu gue kelas 11, semua anak di kelas gue dan di kelas tetangga dikasih tugas sama guru bahasa Indonesia. Waktu itu tugasnya disuruh bikin cerpen dari sebuah berita kriminal di koran. Kalo gak salah tuh tugas dikasih tenggang waktu seminggu. Karna gue jarang baca koran dan karna di semua koran itu banyak brita kriminalnya, gue jadi bingung bakal milih yang mana buat ngegarap tuh cerpen. Beberapa hari kemudian gue nemu selembar kertas buram dan penuh tulisan tragis disertai iklan iklan, mulai dari barang elektronik sampai barang yang bukan barang elektronik. Dan gue akhirnya sadar kalo penemuan gue ternyata adalah koran, tepatnya selembar koran. Setelah gue teliti isinya, mata gue terpaku pada sebuah bacaan yang sadis sekaligus eksotis. Dan terpikir di otak gue buat ambil penemuan ini di tugas cerpen gue. Paginya dikelas, temen temen pada crita bahan mereka masing masing, dan kebanyakan adalah brita pencurian, tapi bahan gue??! Brita gue?? Itu brita yang paling beda dari temen temen gue. Gue merasa terusik, asing, sedih, kacau, dan galauuu (tibatiba soundtrack kematian). Tapi itu semua cuman hayalan gue aja haha, sebenernya emang brita gue itu lain dari pada semuanya. Lu bayangin aja, masa brita yang bakal gue buat jadi cerpen itu tentang pemerkosaan.!! Udah gitu rame rame braay! Cewenya atu, cowonya tiga. Mau jadi apa cerpen gue -____- ? Yah mau gimana lagi, waktunya udah mepet sih. :D

batal gak sih?

- - 0 Comments

Udah lama gue gak corat coret disini, oiya sebelumnya gue mau ngucapin selamat menunaikan ibadah puasa bagi umat muslim didunia, baik dunia nyata, dunia luna, dan dunia maya. . *eh.. ngomong ngomong masalah puasa, sebenernya gue cuma mau mencurahkan apa yang gue pikirin selama itu,, sory maksudnya selama ini, :D betewe puasa itu kan terdiri dari 3 suku kata yak. . pu-a-sa, menurut gue masing masing suku kata itu punya kepanjangan sendiri, ya wlopun gak panjang panjang amat, pu- itu pupuskan hawa nafsu, a- itu alirkan amal sholeh, sa- itu sucikan akhlak kita, jadi kesimpulanya puasa itu adalah PUtus tanpA alaSAn haha., gak nyambung amat yak, , balik lagi ke pemikiran gue sebelumnya, gue itu cuma penasaran aja, katanya kan kalo "masukin sesuatu" ke lubang yg ada di tubuh kita (lu pikirin sendiri lubangnya mana aja ya) puasa kita bakal batal . . dan pertanyaan gue adalah >>ngupil itu batal juga gak sih?<< padahal itukan aktifitas yang sangat membahagiakan, membuat hidup terasa damai tentram dan bersahaja, , -___-

Membuat Tulisan Berjalan pada Adress Bar

Minggu, 07 April 2013 - - 0 Comments


Kali ini Ane mau share cara buat tulisan berjalan di adress bar blog kalian, gini langkah - langkahnya 


1. Sign In ke Blog kalian
2. Kemudian Pilih Template
3. Lalu Pilih Edit HTML
4. Kemudian Cari kode </head> dengan Ctrl+F untuk searching
5. Letakkan kode dibawah ini di atas kode </head>

<script type='text/javascript'>
//<![CDATA[
msg = " --DIGANTI-- ";
msg = "DIGANTI" + msg;pos = 0;
function scrollMSG() {
document.title = msg.substring(pos, msg.length) + msg.substring(0, pos); pos++;
if (pos > msg.length) pos = 0
window.setTimeout("scrollMSG()",100);
}
scrollMSG();
//]]>
</script>


Ganti tulisan yang berwarna MERAH Sesuai yang Agan inginkan
Good luck Gan!

Cerpen (part 2)

Sabtu, 06 April 2013 - - 0 Comments


......Kebetulan aku sudah mengenal mereka berdua diwaktu lomba cerdas cermat mewakili kabupaten di tingkat provinsi. Kita bertiga satu tim.
“eh Ujang juga dapet beasiswa ke Jakarta?” tanya Dewi dengan senyum manisnya.
“iya wi, Di UI gak nyangka yah kita bisa ketemu lagi”
“kamu ambil apa Jang? Kok kita bertiga bisa samaan sih” tiba – tiba Ali menepuk pundakku.
“Teknik elektro Li, kamu dan dewi ambil apa?”
“Wah Aku juga Teknik Elektro jang, kalo si Dewi katanya ambil sastra tuh”
Delapan jam berlalu dan akhirnya kita sampai di Ibu kota tercinta, ya kota Jakarta. Bayanganku dulu tentang kota ini adalah gedung – gedung indah dan megah, jalanan yang bersih dan rindang akan pepohonan, serta kemakmuran di setiap warganya. Namun semua itu sirna ketika kita dihadang seorang anak yang meminta – minta di tiap perempatan.
Kami diantar dan dicarikan tempat kost untuk kami tinggal. Dan lagi – lagi kami bertiga dapat tempat kost yang sama, aku dan Ali satu kamar, sedangkan si Dewi satu kamar dengan anak Bandung yang juga baru kuliah di UI jurusan sastra dan satu angkatan dengan kita.
Namanya Lidya, katanya si dia anak orang kaya. Tapi dia lebih suka hidup sederhana dan suka berbagi pada sesama. Dia juga cantik, gak kalah cantik sama si Dewi...malah lebih cantik.
Satu bulan berlalu tiap hari kita ber empat selalu bersama. Oiya buat masalah makan, Aku, Ali, dan Dewi dapat jatah dari pemerintah sebesar 600 ribu per bulan. Kalo si Lidya kuliah pake uang keluarganya, jadi makan harus beli sendiri. Tapi karna kita sudah jadi temen dekat, biasanya kita semua suka makan bareng kalo lagi punya uang. Kadang – kadang malah si Lidya yang bayarin.
Di suatu malam, mendadak aku ingat akan desaku yang gelap, desaku yang belum pernah merasakan kehadiran aliran listrik.
“aku kuliah belum sampe dua bulan, tapi kok udah kepikiran sama desa yah”
Akhirnya aku critakan semua keadaan desaku ke teman – temanku. Tiba – tiba muncul ide dari temenku Ali.
“satu bulan lagi kan pak Presiden bakal dateng ke kampus kita, gimana kalo kita besok ungkapin semuanya aja ke pak Presiden”
“boleh juga tuh Li, gimana kalo kita siapin semuanya mulai sekarang sampai sebulan kedepan” kata si Lidya dengan semangat.
“Emang apa yang perlu disiapin??” kata Dewi bingung.

“ya kita siapin aja naskah pidato buat si Ujang, nanti kita atur biar ujang bisa baca tuh tulisan yang isinya kisah desanya si Ujang, biar pak presiden tau kalo ternyata Indonesia belum sepenuhnya merdeka” mendadak si Lidya semangat.
“emangnya bakal ada acara apaan sampe ada presiden segala?”
“aduh Ujang.. Ujang... kan rencananya bakal ada pameran budaya, nah buat acara pembukaannya, kampus kita berencana mengundang Pak Presiden kesini” kata Dewi sambil menepuk pundakku.
“makasih ya kawan, kalian emang temenku yang paling baik” kataku penuh haru.
Pagi akhirnya datang juga, aku, Ali, Dewi, dan Lidya berangkat ke kampus bersama. Kita sengaja datang pagi – pagi karna kita ber empat bakal minta bantuan panitia pameran untuk bekerjasama jalanin misi Desaku tercinta.
Jadi rencananya kita bakal bikin sebuah acara pembukaan pameran jadi semacam acara penyampaian pesan rakyat kecil buat para pemimpin kita.
Dimulai dari pagi ini kita ber empat bagi – bagi tugas. Si Dewi dan Ali bakal masuk ke kepanitiaan buat nyusun jadwal pidatoku buat Bapak presiden, sedangkan aku dan Lidya bakal nyusun naskah pidatonya supaya punya kesan dramatis, puitis, dan tergambar kesengsaraannya.
Langkah pertama, si Dewi bakal ngrayu ketua panitianya biar mereka berdua bisa masuk kepanitiaan.
“Haaai ka Alex, aku,,aku.. boleh ikutan jadi panitia pameran ga?” dengan nada seksi Dewi mulai ngrayu Alex, si ketua panitia.
“em,emmm, boleh kok boleh.. kamu Dewi anak sastra kan? Kebetulan kita masih butuh anggota banyak nih” kata Alex dengan nadanya yang terdengar gugup.
“ooooh kebetulan, temenku ada yang mau ikut juga, namanya Ali anak teknik Elektro”
“wah boleh boleh... dia bisa bantuin kita masalah lightning
“oke ka, kapan kita bisa mulai..?”
“owh. .. besok kalian kesini lagi aja, sekitar jam satu”
“oke kak, makasih” kata Dewi sambil mengajak Alex bersalaman.
Akhirnya jam satu tiba, Ali dan Dewi bersiap pergi unjtuk jadi seorang panitia di acara pameran itu. Dewi yang tadi pagi udah ijin ke Alex langsung mengajukan diri sebagai seksi acara biar bisa nyusun jadwal acaranya. Sedangkan si Ali bakal jadi seksi perlengkapan. Dia yang akan nyiapin semua kebutuhan pameran dan tentunya keperluan buat pidato.
Aku dan Lidya akhirnya bisa menyelesaikan pidato yang cukup dramatis dan sangat nelangsani. Dan untuk masalah ijin, kita sudah dapat ijin dari ketua panitia dan dari Pek Rektor yang baik hati.
Sudah hampir sebulan persiapan kami buat nyiapin acara ini. Dan sekarang hari terakhir buat kita selesein semuanya.
“Ayo Jang semangat besok kamu bakalan menentukan nasib desamu di hadapan semuanya” kata Lidya dengan semangat.
“Iya Jang aku dan Ali juga mendukungmu, kita sudah siapin semuanya yang terbaik”
Thanks ya teman kalian emang yang terbaik deh” kataku sambil memeluk mereka semua.
Akhirnya hari yang dinanti tiba juga, yup.. pagi ini adalah acara pembukaan pameran dan akan jadi sebuah acara pidato wakil rakyat tentunya. Aku sudah bersiap untuk pidatoku nanti, dan teman – temanku sudah duduk di kursi depan panggung untuk mendengar aksiku.
Setelah Pak presiden berpidato dan dilanjutkan dengan acara – acara yang lainnya, akhirnya giliranku tiba. Tak ada yang menyangka kalo akan ada anak sepertiku yang akan berpidato dalam sebuah acara pameran.
“.................................................dan demi kesejahteran desa saya, saya mohon dengan sangat bahwa Bapak Presiden yang terhormat bersedia berkunjung ke desa kami dan perbaiki semuanya. Kami hanya butuh aliran listrik, kami butuh untuk menerangi kami dari kegelapan malam yang mencekam, kami butuh untuk melindungi tidur bayi desa yang selalu menangis karna kegelapan, kami butuh untuk melindungi perawan – perawan desa yang pulang larut malam dari pekerjaannya di kota ....................”
Setelah pidatoku tadi Pak presiden datang menghampiriku.
“Nak besok kita bersama pergi ke kampung halamanmu” kata Pak presiden sambil menepuk pundakku.
Serentak semua tamu undangan yang hadir berdiri dan bertepuk tangan atas apa yang telah aku lakukan tadi.
Malam harinya aku dan teman – teman berencana melakukan sebuah syukuran atas keberhasilan aksi kita tadi. Kami pergi ke tempat makan dan kali ini si Lidya yang membayar semuanya.
“teman – teman thanks ya buat semuanya, kalian itu hebat! Pinter! Pokoknya siiip deh...” kataku dengan bangga.
“santai deh Jang, kita kan teman.... harus saling membantu dong” lanjut si Ali menjawab ucapanku.
“iya Jang apalagi kita dari kota yang sama, mana mungkin si kita biarin ada desa di kota kita yang masih menderita” tambah Dewi.
“okeee..okeee. sekarang kita rayakan semuanya, kalian pesen aja.. malam ini aku yang bayarin deh...” kata si Lidya penuh semangat.
Esok akhirnya datang juga, seperti yang di janjikan Pak presiden, saya di undang ke istana negara oleh Pak presiden dan kita bersama – sama pergi ke desa. Untuk masalah ini teman – temanku tidak ikut mendampingiku. Selama di perjalanan kami mengobrol masalah desaku dan kehidupan orang – orang di desa. Pak presiden lumayan kaget atas semua critaku, dan semakin ingin cepat – cepat menginjakkan kaki di sana.
Sesampainya di kota, kami di sambut baik oleh orang – orang di pendopo. Bahkan aku disambut bagai raja disini. Menurut pandangan saya Pak bupati terlihat malu, karna tidak bisa mengatasi masalah di daerahnya dan seorang presiden harus turun tangan langsung. Tapi apa mau dikata, kenyataannya desaku memang belum ada perkembangan.
Akhirnya kami berangkat lagi ke desa. Jarak desaku dari pusat kota memang cukup jauh. Setelah menempuh kurang lebih 1 jam, kami sampai di desa dan langsung ke kantor kepala desa dimana embahku bekerja. Kami bertemu dengan embah disana, betapa bangganya embah ketika melihatku datang bersama Pak presiden.
Ujang, koe bali... nggawa Pak presiden maning... ana apa kie?
“niki mbah, Pak presiden badhe mriksani desa”
Setelah pertemuan Embah dengan Pak presiden, akhirnya desaku akan dialiri listrik sesuai janji Pak presiden. Dan setelah aku, embah, dan Pak presiden muter – muter desa. Kami akhirnya bersiap untuk kembali ke Jakarta.
Terwujud sudah mimpiku, mimpi bayi yang menangis di malam hari, mimpi perawan desa yang selalu pulang malam dari pabrik di kota, dan mimpi semua warga desa untuk menikmati listrik yang kini sudah datang dan menerangi desa. 

Cerpen (part 1)

- - 0 Comments

Kali ini ane mau share sebuah cerpen karangan sendiri.. sebenernya si ini dibuat cuma karna disuruh ngumpulin tugas kumpulan cerpen. waktu itu disuruh bikin kelompok, dan di kelompok itu cuman ane yang belum bikin cerpennya.. karna pas itu otak udah ruwet dan gak dapet inspirasi... akhirnya yang terlahir adalah cerpen "apa adanya" . Tapi Alhamdulillah lah daripada ga ngumpulin..
langsung aja deh ..


“Pak Presiden, Kenapa Desaku Gelap?”

Ini adalah sebuah kisah dimana seorang lelaki desa sepertiku mencoba melawan keadilan. Kisah ini dimulai ketika aku mulai resah, resah karna suara tangisan – tangisan bayi diwaktu malam, suara tangisan gadis desa atas ulah lelaki bejad di kala gelap tiba, dan resah karna wajahku hitam terslimut asap dian yang slalu menemaniku untuk mengerjakan kewajiban sekolahku.
Namaku Ujang, seorang anak Jawa-Sunda kelahiran 1994 yang dilahirkan di sebuah desa terpencil sebagai seorang cucu dari Bapak kepala desa. Yah Embahku Sudah 8 tahun menjabat sebagai kepala desa di pelosok tanah Jawa. Semua warganya masih percaya atas pemerintahan Embah. Walopun Ibuku orang Sunda, tapi aku dilahirkan dan dibesarkan di tanah kelahiran ayahku di Jawa.
Jangan berpikir kalau keluarga seorang kepala desa selalu makmur. Di desa terpencil ini kita semua sama, hidup sedang tapi bahagia. Namun kebahagiaan itu sirna ketika fajar telah hilang dan berganti menjadi kegelapan malam. Yah kegelapan! Gelap tanpa ada lampu di sisi jalanan.
Sudah dari 2 tahun yang lalu pemerintah menjanjikan listrik datang ke desa kami, namun berita itu seakan lenyap bersama kegelapan malam. Hal ini membuatku terbangun untuk belajar lebih giat agar aku bisa lulus dan melanjutkan kuliah di kota. Begitu pulang aku akan mencoba membangun desaku sendiri.
Hari ini adalah hari kelulusanku disebuah SMA di desa seberang. Memang di desaku hanya ada sebuah SD dan SMP dan itupun sekolahnya satu atap. Makannya sekarang aku disekolahkan di SMA ini. Dan hari ini adalah hari yang paling membahagiakan, aku bisa lulus dengan nilai terbaik dan satu – satunya anak yang bisa mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan kuliah. Aku berencana untuk kuliah di Universitas Indonesia. Karna banyak hal yang akan aku lakukan di Jakarta dan tentunya ini demi desaku tercinta.
Ibu, Bapa, Embah, Kula badhe pamit rumiyin” semua orang di ruang tamu terlihat sedih dan mungkin merasa bangga dengan kepergianku ke Jakarta.
iya Jang koe ati – ati ya nang Jakarta, Embah karo Bapa Ibumu bakal nunggu koe ngasi dadi wong, sinau sing bener, solate sing rajin, lan ati – ati urip nang kana ya Jang, aja kelalen nek preian dolan ngeneh ya
enggeh mbah, kula pamit rumiyin mobile sampun nyamper
Aku berangkat ke Jakarta dengan mobil dari Kabupaten, ternyata didalam mobil itu ada dua orang anak yang juga mendapat beasiswa sama sepertiku. Dan hebatnya mereka juga sama – sama di terima di Universitas Indonesia. Bedanya yang satu ambil jurusan sastra, yang satu lagi ambil jurusan yang sama sepertiku teknik elektro.
Mereka adalah Ali dan Dewi. Ali berasal dari SMA yang sama dengan Dewi mereka juara 1 dan 2 di sekolahnya. Ali berasal dari keluarga kurang mampu dan dia yang akan jadi teman satu fakultasku di teknik elektro. Sedangkan Dewi, gadis yang cantik dan pintar tentunya, karna dia yang mendapat peringkat pertamanya. Dewi berasal dari keluarga sederhana yang bercita – cita jadi penulis profesional kelak........

Kamis, 08 November 2018

Siang Seru Flash Blogging Bersama Kementerian kominfo dan Blogger Semarang

"kita harus bisa menjaga situasi, situasi di dunia maya akan mempengaruhi, keadaan di dunia nyata. Jangan Baper" ucap ibu Niken Widiastuti diikuti gelak tawa hadirin disana dalam sambutanya sekaligus membuka acara siang ini, Jumat (9/11/2018) di PO Hotel Semarang. Beliau juga memberikan pesan dan mengajak kaum milenial untuk membagikan hal positif untuk melawan hoax dan lebih bisa memanfaakan dunia digital untuk hal produktif yang bersifat positif mulai sekarang.

Acara yang diikuti oleh banyak blogger dari berbagai daerah di sekitaran Semarang ini dibuka dengan materi yang diisi oleh Handoko Darta yang membahas mengenai 4 Tahun Indonesia Kreatif. Para blogger diajak menyanyi lagu daerah Indonesia sebagai permulaan Handoko Darta dalam menyampaikan materinya. 

Handoko Darta menyampaikan bahwa pemerintah membuat Go start up Indonesia sebagai wadah bertemunya para startup dan investor, pemerintah juga menyalurkan Bantuan Insentif Pemerintah (BIP) 2018 lho untuk pelaku Ekraf dan startup. Hal ini sangat penting sebagai kunci dorongan para kaum milenial untuk selalu bisa mengembangkan bakatnya di dalam Industri kreatif ini.

Atmosfer siang ini sangat berasa sekali serunya, menulis cepat dengan banyak blogger berpengalaman merupakan sensasi epik tersendiri yang bisa saya rasakan. Hampir semua peserta tertuju pada layar leptopnya dan layar telepon gengamnya. Ya, mereka menulis untuk memeriahkan acara flash blogging ini.

Sebagai penutup, Handoko Darta menunjukan video tentang muda mudi yang semangat membangun prestasi demi Indonesai tercinta. Acara yang dikemas secara menarik dan santai ini sangat bagus sabagai upaya pemerintah dalam merangkul para milenial untuk terus menebarkan hal baik untuk Indonesia.

Buat saya ini acara yang sangat bagus dan mengesankan, sebagai laporan kinerja pemerintah dan hal positif lainnya. harapan saya untuk kedepannya bisa terus diadakan dan akan menjadi langkah awal menuju Indonesia lebih baik lagi, Indonesia tanpa hoax.
Read More

Rabu, 31 Juli 2013

Helmnya baru, tapi..


Hari ini rumah gue kedatangan dua orang tamu, yang satu orang asing dimata gue dan yang satunya orang ASIN di mata gue, saking seringnnya ke rumah gue ampe jenuh ibarat makan garam. Oke, untuk mempermudah gue pake sebutan aja  kali ya. Bapak nomor 1 buat yang brasa ASIN dan Bapak nomor 2 buat si orang asing.
Jadi critanya mereka ke rumah gue itu berniat mau beli motor yang bersandar di rumah gue. Rencanannya yang mau beli itu si bapak nomor 2. Awalnya mereka berenti di depan rumah gue seraya memandang ke kiri dan kekanan, gue aja bingung padahal kan kaga ada pohon cemaraaa..a...a...!  Abis itu mereka turun dan perlahan masuk rumah gue. Tanpa basa basi langsung aja duduk di kursi teras gue. Dan yang jadi perhatian gue adalah si bapak nomor 1 itu duduk bak tukang ojek yang nungguin bayaran penumpangnya. Lu bayangin aja.. masa masuk ke rumah gue masih pake helm, udah gitu warnanya biru muda Bray! Kinclong pula!! Untungnya si bapak nomor 2 kaga ikut-ikutan, dia udah ngelepas helmnya diluar. Yang gue heran adalah, selama tu orang ASIN main ke rumah gue, gapernah tuh make helm sampe masuk ke dalem rumah. Kalo diliat liat si kayaknya tu helm mirip helm baru. Kenapa gue bilang mirip? Emang sih tu helm masih kinclong, tapi udah ada beberapa stiker yang nempelin body-nya tuh makannya gue bilang mirip helm baru (just mirip). Tapi gue bingung deh, maksudnya apaan tuh si bapak nomor 1 bertingkah macem begituan. Emangnya gue itu mau nimpukin dia apa. Waktu gue disuruh ngambilin STNK, kakak gue langsung bisik-bisik di telinga gue dan ibu gue “itu helm baru ya pantesan dipake mulu”. Abis itu ibu gue langsung ngelemparin piso ke hatinya bapak nomor 1. “itu katanya helm baru yah jadi ga dilepas-lepas” (ceritanya nyindir). Sontak si bapak nomor 1 itu langsung ngeles gitu.. “ah engga kok , aduh sampe lupa gak dilepas” . dan gue perhatiin si bapak nomor 2 cuman cengar-cengir aja ga jelas.
Menurut lo si orang ASIN alias bapak nomor 1 itu jujur gak?  Taudeh mau jujur ato boong, whatever.. dan yang masih bikin gue kepikiran adalah kenapa tu orang pakenya helm warna biru muda, sebenernya hampir mirip kaya blue ocean gitu warnanya. Gak pas banget ama muka & umurnya dia bray! -_______-
Read More

Rabu, 24 Juli 2013

Cerpen

Sebelumnya gue mau jelasin, gue nulis judul cerpen bukan berarti postingan gue isinya cerpen. Gue cuma mau nulis kisah kisruh hidup gue sama cerpen. Dulu waktu gue kelas 11, semua anak di kelas gue dan di kelas tetangga dikasih tugas sama guru bahasa Indonesia. Waktu itu tugasnya disuruh bikin cerpen dari sebuah berita kriminal di koran. Kalo gak salah tuh tugas dikasih tenggang waktu seminggu. Karna gue jarang baca koran dan karna di semua koran itu banyak brita kriminalnya, gue jadi bingung bakal milih yang mana buat ngegarap tuh cerpen. Beberapa hari kemudian gue nemu selembar kertas buram dan penuh tulisan tragis disertai iklan iklan, mulai dari barang elektronik sampai barang yang bukan barang elektronik. Dan gue akhirnya sadar kalo penemuan gue ternyata adalah koran, tepatnya selembar koran. Setelah gue teliti isinya, mata gue terpaku pada sebuah bacaan yang sadis sekaligus eksotis. Dan terpikir di otak gue buat ambil penemuan ini di tugas cerpen gue. Paginya dikelas, temen temen pada crita bahan mereka masing masing, dan kebanyakan adalah brita pencurian, tapi bahan gue??! Brita gue?? Itu brita yang paling beda dari temen temen gue. Gue merasa terusik, asing, sedih, kacau, dan galauuu (tibatiba soundtrack kematian). Tapi itu semua cuman hayalan gue aja haha, sebenernya emang brita gue itu lain dari pada semuanya. Lu bayangin aja, masa brita yang bakal gue buat jadi cerpen itu tentang pemerkosaan.!! Udah gitu rame rame braay! Cewenya atu, cowonya tiga. Mau jadi apa cerpen gue -____- ? Yah mau gimana lagi, waktunya udah mepet sih. :D
Read More

batal gak sih?

Udah lama gue gak corat coret disini, oiya sebelumnya gue mau ngucapin selamat menunaikan ibadah puasa bagi umat muslim didunia, baik dunia nyata, dunia luna, dan dunia maya. . *eh.. ngomong ngomong masalah puasa, sebenernya gue cuma mau mencurahkan apa yang gue pikirin selama itu,, sory maksudnya selama ini, :D betewe puasa itu kan terdiri dari 3 suku kata yak. . pu-a-sa, menurut gue masing masing suku kata itu punya kepanjangan sendiri, ya wlopun gak panjang panjang amat, pu- itu pupuskan hawa nafsu, a- itu alirkan amal sholeh, sa- itu sucikan akhlak kita, jadi kesimpulanya puasa itu adalah PUtus tanpA alaSAn haha., gak nyambung amat yak, , balik lagi ke pemikiran gue sebelumnya, gue itu cuma penasaran aja, katanya kan kalo "masukin sesuatu" ke lubang yg ada di tubuh kita (lu pikirin sendiri lubangnya mana aja ya) puasa kita bakal batal . . dan pertanyaan gue adalah >>ngupil itu batal juga gak sih?<< padahal itukan aktifitas yang sangat membahagiakan, membuat hidup terasa damai tentram dan bersahaja, , -___-
Read More

Minggu, 07 April 2013

Membuat Tulisan Berjalan pada Adress Bar


Kali ini Ane mau share cara buat tulisan berjalan di adress bar blog kalian, gini langkah - langkahnya 


1. Sign In ke Blog kalian
2. Kemudian Pilih Template
3. Lalu Pilih Edit HTML
4. Kemudian Cari kode </head> dengan Ctrl+F untuk searching
5. Letakkan kode dibawah ini di atas kode </head>

<script type='text/javascript'>
//<![CDATA[
msg = " --DIGANTI-- ";
msg = "DIGANTI" + msg;pos = 0;
function scrollMSG() {
document.title = msg.substring(pos, msg.length) + msg.substring(0, pos); pos++;
if (pos > msg.length) pos = 0
window.setTimeout("scrollMSG()",100);
}
scrollMSG();
//]]>
</script>


Ganti tulisan yang berwarna MERAH Sesuai yang Agan inginkan
Good luck Gan!
Read More

Sabtu, 06 April 2013

Cerpen (part 2)


......Kebetulan aku sudah mengenal mereka berdua diwaktu lomba cerdas cermat mewakili kabupaten di tingkat provinsi. Kita bertiga satu tim.
“eh Ujang juga dapet beasiswa ke Jakarta?” tanya Dewi dengan senyum manisnya.
“iya wi, Di UI gak nyangka yah kita bisa ketemu lagi”
“kamu ambil apa Jang? Kok kita bertiga bisa samaan sih” tiba – tiba Ali menepuk pundakku.
“Teknik elektro Li, kamu dan dewi ambil apa?”
“Wah Aku juga Teknik Elektro jang, kalo si Dewi katanya ambil sastra tuh”
Delapan jam berlalu dan akhirnya kita sampai di Ibu kota tercinta, ya kota Jakarta. Bayanganku dulu tentang kota ini adalah gedung – gedung indah dan megah, jalanan yang bersih dan rindang akan pepohonan, serta kemakmuran di setiap warganya. Namun semua itu sirna ketika kita dihadang seorang anak yang meminta – minta di tiap perempatan.
Kami diantar dan dicarikan tempat kost untuk kami tinggal. Dan lagi – lagi kami bertiga dapat tempat kost yang sama, aku dan Ali satu kamar, sedangkan si Dewi satu kamar dengan anak Bandung yang juga baru kuliah di UI jurusan sastra dan satu angkatan dengan kita.
Namanya Lidya, katanya si dia anak orang kaya. Tapi dia lebih suka hidup sederhana dan suka berbagi pada sesama. Dia juga cantik, gak kalah cantik sama si Dewi...malah lebih cantik.
Satu bulan berlalu tiap hari kita ber empat selalu bersama. Oiya buat masalah makan, Aku, Ali, dan Dewi dapat jatah dari pemerintah sebesar 600 ribu per bulan. Kalo si Lidya kuliah pake uang keluarganya, jadi makan harus beli sendiri. Tapi karna kita sudah jadi temen dekat, biasanya kita semua suka makan bareng kalo lagi punya uang. Kadang – kadang malah si Lidya yang bayarin.
Di suatu malam, mendadak aku ingat akan desaku yang gelap, desaku yang belum pernah merasakan kehadiran aliran listrik.
“aku kuliah belum sampe dua bulan, tapi kok udah kepikiran sama desa yah”
Akhirnya aku critakan semua keadaan desaku ke teman – temanku. Tiba – tiba muncul ide dari temenku Ali.
“satu bulan lagi kan pak Presiden bakal dateng ke kampus kita, gimana kalo kita besok ungkapin semuanya aja ke pak Presiden”
“boleh juga tuh Li, gimana kalo kita siapin semuanya mulai sekarang sampai sebulan kedepan” kata si Lidya dengan semangat.
“Emang apa yang perlu disiapin??” kata Dewi bingung.

“ya kita siapin aja naskah pidato buat si Ujang, nanti kita atur biar ujang bisa baca tuh tulisan yang isinya kisah desanya si Ujang, biar pak presiden tau kalo ternyata Indonesia belum sepenuhnya merdeka” mendadak si Lidya semangat.
“emangnya bakal ada acara apaan sampe ada presiden segala?”
“aduh Ujang.. Ujang... kan rencananya bakal ada pameran budaya, nah buat acara pembukaannya, kampus kita berencana mengundang Pak Presiden kesini” kata Dewi sambil menepuk pundakku.
“makasih ya kawan, kalian emang temenku yang paling baik” kataku penuh haru.
Pagi akhirnya datang juga, aku, Ali, Dewi, dan Lidya berangkat ke kampus bersama. Kita sengaja datang pagi – pagi karna kita ber empat bakal minta bantuan panitia pameran untuk bekerjasama jalanin misi Desaku tercinta.
Jadi rencananya kita bakal bikin sebuah acara pembukaan pameran jadi semacam acara penyampaian pesan rakyat kecil buat para pemimpin kita.
Dimulai dari pagi ini kita ber empat bagi – bagi tugas. Si Dewi dan Ali bakal masuk ke kepanitiaan buat nyusun jadwal pidatoku buat Bapak presiden, sedangkan aku dan Lidya bakal nyusun naskah pidatonya supaya punya kesan dramatis, puitis, dan tergambar kesengsaraannya.
Langkah pertama, si Dewi bakal ngrayu ketua panitianya biar mereka berdua bisa masuk kepanitiaan.
“Haaai ka Alex, aku,,aku.. boleh ikutan jadi panitia pameran ga?” dengan nada seksi Dewi mulai ngrayu Alex, si ketua panitia.
“em,emmm, boleh kok boleh.. kamu Dewi anak sastra kan? Kebetulan kita masih butuh anggota banyak nih” kata Alex dengan nadanya yang terdengar gugup.
“ooooh kebetulan, temenku ada yang mau ikut juga, namanya Ali anak teknik Elektro”
“wah boleh boleh... dia bisa bantuin kita masalah lightning
“oke ka, kapan kita bisa mulai..?”
“owh. .. besok kalian kesini lagi aja, sekitar jam satu”
“oke kak, makasih” kata Dewi sambil mengajak Alex bersalaman.
Akhirnya jam satu tiba, Ali dan Dewi bersiap pergi unjtuk jadi seorang panitia di acara pameran itu. Dewi yang tadi pagi udah ijin ke Alex langsung mengajukan diri sebagai seksi acara biar bisa nyusun jadwal acaranya. Sedangkan si Ali bakal jadi seksi perlengkapan. Dia yang akan nyiapin semua kebutuhan pameran dan tentunya keperluan buat pidato.
Aku dan Lidya akhirnya bisa menyelesaikan pidato yang cukup dramatis dan sangat nelangsani. Dan untuk masalah ijin, kita sudah dapat ijin dari ketua panitia dan dari Pek Rektor yang baik hati.
Sudah hampir sebulan persiapan kami buat nyiapin acara ini. Dan sekarang hari terakhir buat kita selesein semuanya.
“Ayo Jang semangat besok kamu bakalan menentukan nasib desamu di hadapan semuanya” kata Lidya dengan semangat.
“Iya Jang aku dan Ali juga mendukungmu, kita sudah siapin semuanya yang terbaik”
Thanks ya teman kalian emang yang terbaik deh” kataku sambil memeluk mereka semua.
Akhirnya hari yang dinanti tiba juga, yup.. pagi ini adalah acara pembukaan pameran dan akan jadi sebuah acara pidato wakil rakyat tentunya. Aku sudah bersiap untuk pidatoku nanti, dan teman – temanku sudah duduk di kursi depan panggung untuk mendengar aksiku.
Setelah Pak presiden berpidato dan dilanjutkan dengan acara – acara yang lainnya, akhirnya giliranku tiba. Tak ada yang menyangka kalo akan ada anak sepertiku yang akan berpidato dalam sebuah acara pameran.
“.................................................dan demi kesejahteran desa saya, saya mohon dengan sangat bahwa Bapak Presiden yang terhormat bersedia berkunjung ke desa kami dan perbaiki semuanya. Kami hanya butuh aliran listrik, kami butuh untuk menerangi kami dari kegelapan malam yang mencekam, kami butuh untuk melindungi tidur bayi desa yang selalu menangis karna kegelapan, kami butuh untuk melindungi perawan – perawan desa yang pulang larut malam dari pekerjaannya di kota ....................”
Setelah pidatoku tadi Pak presiden datang menghampiriku.
“Nak besok kita bersama pergi ke kampung halamanmu” kata Pak presiden sambil menepuk pundakku.
Serentak semua tamu undangan yang hadir berdiri dan bertepuk tangan atas apa yang telah aku lakukan tadi.
Malam harinya aku dan teman – teman berencana melakukan sebuah syukuran atas keberhasilan aksi kita tadi. Kami pergi ke tempat makan dan kali ini si Lidya yang membayar semuanya.
“teman – teman thanks ya buat semuanya, kalian itu hebat! Pinter! Pokoknya siiip deh...” kataku dengan bangga.
“santai deh Jang, kita kan teman.... harus saling membantu dong” lanjut si Ali menjawab ucapanku.
“iya Jang apalagi kita dari kota yang sama, mana mungkin si kita biarin ada desa di kota kita yang masih menderita” tambah Dewi.
“okeee..okeee. sekarang kita rayakan semuanya, kalian pesen aja.. malam ini aku yang bayarin deh...” kata si Lidya penuh semangat.
Esok akhirnya datang juga, seperti yang di janjikan Pak presiden, saya di undang ke istana negara oleh Pak presiden dan kita bersama – sama pergi ke desa. Untuk masalah ini teman – temanku tidak ikut mendampingiku. Selama di perjalanan kami mengobrol masalah desaku dan kehidupan orang – orang di desa. Pak presiden lumayan kaget atas semua critaku, dan semakin ingin cepat – cepat menginjakkan kaki di sana.
Sesampainya di kota, kami di sambut baik oleh orang – orang di pendopo. Bahkan aku disambut bagai raja disini. Menurut pandangan saya Pak bupati terlihat malu, karna tidak bisa mengatasi masalah di daerahnya dan seorang presiden harus turun tangan langsung. Tapi apa mau dikata, kenyataannya desaku memang belum ada perkembangan.
Akhirnya kami berangkat lagi ke desa. Jarak desaku dari pusat kota memang cukup jauh. Setelah menempuh kurang lebih 1 jam, kami sampai di desa dan langsung ke kantor kepala desa dimana embahku bekerja. Kami bertemu dengan embah disana, betapa bangganya embah ketika melihatku datang bersama Pak presiden.
Ujang, koe bali... nggawa Pak presiden maning... ana apa kie?
“niki mbah, Pak presiden badhe mriksani desa”
Setelah pertemuan Embah dengan Pak presiden, akhirnya desaku akan dialiri listrik sesuai janji Pak presiden. Dan setelah aku, embah, dan Pak presiden muter – muter desa. Kami akhirnya bersiap untuk kembali ke Jakarta.
Terwujud sudah mimpiku, mimpi bayi yang menangis di malam hari, mimpi perawan desa yang selalu pulang malam dari pabrik di kota, dan mimpi semua warga desa untuk menikmati listrik yang kini sudah datang dan menerangi desa. 
Read More

Cerpen (part 1)

Kali ini ane mau share sebuah cerpen karangan sendiri.. sebenernya si ini dibuat cuma karna disuruh ngumpulin tugas kumpulan cerpen. waktu itu disuruh bikin kelompok, dan di kelompok itu cuman ane yang belum bikin cerpennya.. karna pas itu otak udah ruwet dan gak dapet inspirasi... akhirnya yang terlahir adalah cerpen "apa adanya" . Tapi Alhamdulillah lah daripada ga ngumpulin..
langsung aja deh ..


“Pak Presiden, Kenapa Desaku Gelap?”

Ini adalah sebuah kisah dimana seorang lelaki desa sepertiku mencoba melawan keadilan. Kisah ini dimulai ketika aku mulai resah, resah karna suara tangisan – tangisan bayi diwaktu malam, suara tangisan gadis desa atas ulah lelaki bejad di kala gelap tiba, dan resah karna wajahku hitam terslimut asap dian yang slalu menemaniku untuk mengerjakan kewajiban sekolahku.
Namaku Ujang, seorang anak Jawa-Sunda kelahiran 1994 yang dilahirkan di sebuah desa terpencil sebagai seorang cucu dari Bapak kepala desa. Yah Embahku Sudah 8 tahun menjabat sebagai kepala desa di pelosok tanah Jawa. Semua warganya masih percaya atas pemerintahan Embah. Walopun Ibuku orang Sunda, tapi aku dilahirkan dan dibesarkan di tanah kelahiran ayahku di Jawa.
Jangan berpikir kalau keluarga seorang kepala desa selalu makmur. Di desa terpencil ini kita semua sama, hidup sedang tapi bahagia. Namun kebahagiaan itu sirna ketika fajar telah hilang dan berganti menjadi kegelapan malam. Yah kegelapan! Gelap tanpa ada lampu di sisi jalanan.
Sudah dari 2 tahun yang lalu pemerintah menjanjikan listrik datang ke desa kami, namun berita itu seakan lenyap bersama kegelapan malam. Hal ini membuatku terbangun untuk belajar lebih giat agar aku bisa lulus dan melanjutkan kuliah di kota. Begitu pulang aku akan mencoba membangun desaku sendiri.
Hari ini adalah hari kelulusanku disebuah SMA di desa seberang. Memang di desaku hanya ada sebuah SD dan SMP dan itupun sekolahnya satu atap. Makannya sekarang aku disekolahkan di SMA ini. Dan hari ini adalah hari yang paling membahagiakan, aku bisa lulus dengan nilai terbaik dan satu – satunya anak yang bisa mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan kuliah. Aku berencana untuk kuliah di Universitas Indonesia. Karna banyak hal yang akan aku lakukan di Jakarta dan tentunya ini demi desaku tercinta.
Ibu, Bapa, Embah, Kula badhe pamit rumiyin” semua orang di ruang tamu terlihat sedih dan mungkin merasa bangga dengan kepergianku ke Jakarta.
iya Jang koe ati – ati ya nang Jakarta, Embah karo Bapa Ibumu bakal nunggu koe ngasi dadi wong, sinau sing bener, solate sing rajin, lan ati – ati urip nang kana ya Jang, aja kelalen nek preian dolan ngeneh ya
enggeh mbah, kula pamit rumiyin mobile sampun nyamper
Aku berangkat ke Jakarta dengan mobil dari Kabupaten, ternyata didalam mobil itu ada dua orang anak yang juga mendapat beasiswa sama sepertiku. Dan hebatnya mereka juga sama – sama di terima di Universitas Indonesia. Bedanya yang satu ambil jurusan sastra, yang satu lagi ambil jurusan yang sama sepertiku teknik elektro.
Mereka adalah Ali dan Dewi. Ali berasal dari SMA yang sama dengan Dewi mereka juara 1 dan 2 di sekolahnya. Ali berasal dari keluarga kurang mampu dan dia yang akan jadi teman satu fakultasku di teknik elektro. Sedangkan Dewi, gadis yang cantik dan pintar tentunya, karna dia yang mendapat peringkat pertamanya. Dewi berasal dari keluarga sederhana yang bercita – cita jadi penulis profesional kelak........
Read More